Sabtu, 07 November 2015

Penelitian Kohort dan Case Control







BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Penelitian epidemiologi dirasa perlu diuraikan dalam epidemiologi lingkungan. Hal ini menjadi sangat penting karena beberapa hal. Yang pertama, zat pencemar lingkungan akan semakin banyak dilihat dari segi kuantitas maupun kualitasnya, kebanyakan belum, atau tidak jelas efeknya terhadap kesehatan, sehingga perlu terus dipantau. Pemantauan dengan tujuan sedemikian perlu dilakukan dengan menggunakan metode penelitian epidemiologi lingkungan, karena gejala yang ditimbulkan pencemar lingkungan sering kali tidak berbeda dari penyakit infeksi biasa, sedangkan agentnya sangat berbeda. Selain itu, suatu zat pencemar (agent) bisa menyebabkan timbulnya gejala dari berbagai penyakit yang dikenal, dan sebaliknya berbagai zat pencemar (agent) dapat memberi gejala yang sama. Yang kedua, karena zat pencemar merupakan agent potensial, karena sifatnya yang tergolong berbahaya. Untuk meneliti masalah tersebut, maka kita perlu mengetahui prinsip-prinsip dasar dan metode-metode penelitian epidemiologi yang dapat digunakan untuk penelitian awal.
B.       Rumusan Masalah
1.        Apa yang dimaksud dengan penelitian kohort?
2.        Apa saja langkah-langkah penelitian kohort?
3.        Bagaimana ciri-ciri penelitian kohort?
4.        Bagaimana karakteristik penelitian kohort?
5.        Apa kelebihan dan kekurangan dari penelitian kohort?
6.        Apa yang dimaksud dengan penelitian case control?
7.        Apa saja langkah-langkah penelitian case control?
8.        Bagaimana ciri-ciri penelitian case control?
9.        Bagaimana karakteristik penelitian case control?
10.    Apa kelebihan dan kekurangan dari penelitian case control? 
            C.   Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian penelitian kohort
2.      Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian kohort
3.      Untuk mengetahui ciri-ciri penelitian kohort
4.      Untuk mengetahui karakteristik penelitian kohort
5.      Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penelitian kohort
6.      Untuk mengetahui pengertian penelitian case control
7.      Untuk mengetahui langkah-langkah penelitian case control
8.      Untuk mengetahui ciri-ciri penelitian case control
9.      Untuk mengetahui karakteristik penelitian case control
10.  Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari penelitian case control


BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Kohort
Rancangan penelitian kohort adalah sebuah rancangan penelitian dimana peneliti mengelompokkan atau mengklasifikasikan kelompok terpapar dan tidak terpapar, kemudian diamati sampai waktu tertentu untuk melihat ada tidak efek atau penyakit yang timbul.
Pada awal subjek penelitian harus bebas dari penyakit/masalah kesehatan, dari hasil pengamatan setelah rentang waktu yang ditentukan, dianalisis dengan teknik tertentu sehingga dapat disimpulkan apakah ada hubungan paparan dengan penyakit atau efek yang terjadi.
Rancangan penelitian kohort dibedakan menjadi kohort prospektif dan kohort retrosfektif :
1.   Kohort Prospektif :  Rancangan penelitian kohort prospektif apa bila paparan atau faktor risiko diukur pada wal penelitian, kemudian di follow up untuk mengetahui efek dari paparan dimasa datang. Lamanya follow up berdasarkan perkiraan lamanya efek akan terjadi. Biasanya penelitian ini dilakukan bertahun-tahun.
2.   Kohort Retrosfektif : Pada rancangan penelitian kohort retrospektif faktor risiko dan efek/penyakit sudah terjadi dimasa lampau sebelum dilakukan penelitian. Dengan demikian, variabel-variabel tersebut.

B.      Langkah-Langkah Penelitian Kohort
1.      Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh peneliti, adalah merumuskan masalah atau pertanyaan penelitian, menentukan apa yang menjadi variabel dalam penelitian, baik variabel dependen, maupun variabel independen, dan yang selanjutnya peneliti akan merumuskan hipotesa penelitian.
2.      Menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar
Pada studi kohort, harus diperhatikan mengenai penentuan kelompok yang akan mendapat paparan dengan kelompok yang tidak akan mendapat paparan. Pemilihan kelompok terpapar yang berasal dari populasi umum memungkinkan peneliti mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat dari subjek penelitian. Populasi umum merupakan pilihan yang tepat pada beberapa keadaan, seperti:
a.       Prevalensi paparan pada populasi cukup tinggi
b.      Batas geografik jelas, dan secara demografik stabil
c.       Ketersediaan catatan demografi yang lengkap dan up to date
Selain populasi umum, kita dapat menggunakan populasi khusus. Populasi khusus merupakan alternatif pada keadaan apabila prevalensi paparan dan kejadian penyakit pada populasi umum rendah, dan adanya kemudahan untuk memperoleh informasi yang akurat.
                        Kelompok tidak terpapar atau kelompok kontrol dalam penelitian kohort adalah kumpulan subjek yang tidak mengalami pemaparan, atau pemaparannya berbeda dengan kelompok target. Penentuan kelompok tidak terpapar dapat dipilih dari populasi yang sama dengan populasi kelompok terpapar, dan dapat dipilih dari populasi yang bukan asal kelompok terpapar, tetapi harus dipastikan kedua populasi harus sama dalam hal faktor faktor yang merancukan penilaian hubungan antara paparan dan penyakit yang sedang diteliti.
                        Kelemahan dalam menggunakan populasi umum adalah derajat kesehatan berbeda, data kependudukan, kesehatan, dan catatan medik pada populasi umum tidak seakurat pada populasi khusus.
3.      Menentukan Sampel
Langkah selanjutnya dalam studi kohort adalah menetapkan besarnya sampel yang akan digunakan dalam penelitian.
4.      Pengambilan data dan pencatatan
Kedua kelompok yang telah ditetapkan, yaitu kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar, kemudian diikuti selama jangka waktu tertentu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan pencatatan semua keterangan yang telah diperoleh sesuai tujuan penelitian.
5.      Pengolahan dan analisi data hasil penelitian
Semua data yang telah diperoleh, meliputi data kejadian penyakit yang dialami oleh kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar, dilakukan pengolahan data agar dapat ditangani dengan mudah, meliputi kegiatan editing, coding, processing, dan cleaning. Selanjutnya data yang diperoleh disajikan dalam tabel.

C.      Ciri-Ciri Penelitian Kohort
Pemilihan subyek berdasarkan status paparannya, kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek mengalami outcome yang diamati atau tidak. Bisa bersifat retrospektif atau prospektif .

D.      Karakteristik Penelitian Kohort
1.      Bersifat observasional
2.      Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat
3.      Disebut sebagai studi insidens
4.      Terdapat kelompok control
5.      Terdapat hipotesis spesifik
6.      Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif
7.      Untuk kohor retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder

E.     Kelebihan Dan Kekurangan Dari Penelitian Kohort
Kelebihan :
1.    Kesesuaian dengan logika normal dalam membuat inferensi kausal
2.    Dapat menghitung laju insidensi
3.    Untuk meneliti paparan langkah
4.    Dapat mempelajari beberapa akibat dari suatu paparan
Kekurangan :
1.    Lebih mahal dan butuh waktu lama
2.    Pada kohort retrospektif, butuh data sekunder yang lengkap dan handal
3.    Tidak efisien dan tidak praktis untuk kasus penyakit langka
4.    Risiko untuk hilangnya subyek selama penelitian, karena migrasi, partisipasi rendah atau meninggal
5.    rawan terhadap bias

F.        Pengertian Penelitian Case Control
Penelitian Case Control adalah rancangan epidemiologis yang mempelajari hubungan antara paparan (amatan penelitian) dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Mempelajari seberapa jauh faktor risiko mempengaruhi terjadinya efek.

G.    Langkah-Langkah Penelitian Case Control
1.      Menetapkan pertanyaan penelitian dan hipotesis yang sesuai
2.      Menetapkan variabel penelitian
3.      Menetapkan subjek penelitian
4.      Melakukan pengukuran variable
5.      Analisis hasil Karakteristik Penelitian Case Control

H.    Ciri-Ciri Penelitian Case Control
Pemilihan subyek berdasarkan status penyakitnya, untuk kemudian dilakukan amatan apakah subyek mempunyai riwayat terpapar atau tidak. Subyek yang didiagnosis menderita penyakit disebut: Kasus berupa insidensi yang muncul dan populasi, sedangkan subyek yang tidak menderita disebut Kontrol.Jenis penelitian ini dapat saja berupa penelitian restrospektif bila peneliti melihat ke belakang dengan menggunakan data yang berasal dari masa lalu atau bersifat prospektif bila pengumpulan data berlangsung secara berkesinambungan sering dengan berjalannya waktu. Idealnya penelitian kasus kontrol itu menggunakan kasus (insiden) baru untuk mencegah adanya kesulitan dalam menguraikan faktor yang berhubungan dengan penyebab dan kelangsungan hidup.

I.       Karakteristik Penelitian Case Control
1.      Merupakan penelitian observasional yang bersifat retrospektif
2.      Penelitian diawali dengan kelompok kasus dan kelompok control
3.      Kelompok kontrol digunakan untuk memperkuat ada tidaknya hubungan sebab-akibat
4.      Terdapat hipotesis spesifik yang akan diuji secara statistic

J.        Kelebihan dan Kekurangan dari Penelitian Case Control
Kelebihan :
1.    Cocok untuk mempelajari penyakit yang jarang ditemukan
2.    Hasil cepat, ekonomis
3.    Subjek penelitian bisa lebih sedikit
4.    Memungkinkan mengetahui sejumlah faktor risiko yang mungkin berhubungan dengan penyakit
5.    Kesimpulan korelasi kurang baik, karena ada pembatasan dan pengendalian faktor risiko
6.    Tidak menghadapi kendala etik seperti pada penelitian eksperimen atau cohort
7.    Tidak memerlukan waktu lama (lebih ekonomis)
Kekurangan :
1.    Pengukuran variable yang retrospektif, objektifitas dan reliabilitasnya kurang karena subjek penelitian harus mengingat kembali factor-faktor risikonya,
2.    Tidak dapat diketahui efek variable luar karena secara teknis tidak dapat dikendalikan
3.    Kadang-kadang sulit memilih control yang benar-benar sesuai dengan kelompok kasus karena banyaknya factor resiko yang harus dikendalikan. 
  

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Desain Case control sering dipergunakan para peneliti karena dibandingkan dengan kohort, ia lebih murah, lebih cepat memberikan hasil dan tidak memerlukan sampel yang besar. Bahkan untuk penyakit yang jarang, case control merupakan satu-satunya penelitian yang mungkin dilaksanakan untuk mengindentifikasi factor resiko.
B.      Saran
Kita harus memahami dengan seksama pengertian dari metoda-metoda penelitian epidemiologi, sehingga dapat ditentukan metoda mana yang akan digunakan dalam menyelesaikan suatu kasus penelitian.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar