By : Elsa Herlinda |
BAB I
PENDAHULUAN
Luka bakar
dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja baik di rumah,
tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Penyebab luka bakarpun
bermacam-macam upe berupa api, cairan panas, uap panas bahkan bahan kimia,
aliran listrik dan lain-lain.
Luka bakar
yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga dapat
mempengaruhi berbagai uperf tubuh. Cidera luka bakar terutama pada luka bakar
yang dalam dan luas masih merupakan penyebab utama kematian dan disfungsi berat
jangka panjang.
Pendapat di
atas tidak akan terwujud tanpa adanya penanganan yang cepat dan tepat serta
kerja sama yang baik antara anggota tim kesehatan yang terkait. Penderita luka
bakar memerlukan perawatan secara khusus karena luka bakar berbeda dengan luka
tubuh lain (seperti luka tusuk, tembak, dan sayatan). Hal ini disebabkan karena
pada luka bakar terdapat keadaan seperti:
1. Ditempati
kuman dengan patogenitas tinggi
2. Terdapat
banyak jaringan mati
3. Mengeluarkan
banyak air, serum dan darah
4. Terbuka
untuk waktu yang lama (mudah terinfeksi dan terkenal trauma)
5. Memerlukan
jaringan untuk menutup
Berbagai karakteristik unit luka bakar membutuhkan intervensi khusus
yang berbeda. Perbedaan karakteristik tersebut dipengaruhi oleh penyebab luka
bakar dan bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam
memerlukan perawatan/ intervensi lebih intensif dibandingkan luka bakar yang
hanya sedikit dan uperficial. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air panas
dengan luka bakar yang disebabkan zat kimia atau radiasi atau listrik
membutuhkan penanganan yang berbeda meskipun luas luka bakarnya sama. Luka
bakar yang mengenai daerah genetalia mempunyai resiko yang lebih besar untuk
terjadinya infeksi dibandingkan dengan luka bakar yang ukuran/luasnya sama pada
bagian tubuh yang lain. Luka bakar yang mengenai tangan dan kaki dapat
mempengaruhi kapasitas fungsi pasien (produktivitas/kemampuan kerja) sehingga
memerlukan teknik penanganan yang berbeda dengan bagian tubuh lain.
BAB II
PEMBAHASAN
`A. PENGERTIAN
Luka bakar (combustio) adalah
kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi (Moenadjat, 2001).
Combutsio
(Luka bakar) adalah injury pada jaringan yang disebabkan oleh suhu panas
(thermal), kimia, elektrik dan radiasi (Suriadi, 2010).
Luka
bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia
dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. Luka bakar
merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk luka lainnya karena luka
tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (eskar) yang tetap berada pada
tempatnya untuk jangka waktu yang lama. (Smeltzer, 2002)
Luas luka bakar dan lokasi luka pada tubuh diukur dengan prosentase. Pengukuran ini disebut rule of nines dan pada bayi dan anak anak dilakukan beberapa modifikasi. Rule of nines membagi tubuh manusia dewasa dalam beberapa bagian dan setiap bagian dihitung 9%.
- Kepala = 9%
- Dada bagian depan = 9%
- Perut bagian depan = 9%
-
Punggung = 18%
-
Setiap tangan = 9%
- Setiap telapak tangan = 1%
-
Selangkangan = 1%
-
Setiap kaki = 18%
Hanya luka bakar derajat dua dan tigalah yang dihitung menggunakan rule of nine, sementara
luka bakar derajat satu tidak dimasukan sebab permukaan kulit relatif
bagus sehingga fungsi kulit sebagai regulasi cairan dan suhu masih baik.
Jika luas luka bakar lebih dari 15 – 20% maka tubuh
telah mengalami kehilangan cairan yang cukup signifikan. Jika cairan
yang hilang tidak segera diganti maka pasien dapat jatuh ke kondisi syok
atau renjatan.
Perhitungan penggantian cairan per infus adalah sebagai berikut.
-
4cc/KgBB/% luka bakar = kebutuhan cairan permulaan dalam 24 jam yang setengahnya diberikan pada 8 jam pertama.
Semakin luas atau besar prosentase luka bakar maka
resiko kematian juga semakin besar. Pasien dengan luka bakar dibawah 20%
biasanya akan sembuh dengan baik, sebaliknya mereka yang mengalami luka
bakar lebih dari 50% akan menghadapi resiko kematian yang tinggi.
B.
ETIOLOGI
Menurut
Smeltzer (2002), luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber
panas kepada tubuh melalui hantaran atau radiasi elektromagnetik. Berikut ini
adalah beberapa penyebab luka bakar, antara lain :
1. Panas (misal api, air panas, uap
panas)
2. Radias
3. Listrik
4. Petir
5. Bahan kimia (sifat asam dan basa
kuat)
6. Ledakan kompor, udara panas
7. Ledakan ban, bom
8. Sinar matahari
9. Suhu yang sangat rendah (frost bite)
C. MANIFESTASI
KLINIS
Manifestasi
klinis menurut ( Suriadi, 2010) :
1.
Riwayat terpaparnya
2.
Lihat derajat luka bakar
3.
Status pernapasan; tachycardia, nafas dengan menggunakan otot
asesoris, cuping hidung dan stridor
4.
Bila syok; tachycardia, tachypnea, tekanan nadi lemah,
hipotensi, menurunnya pengeluaran urine atau anuri
5.
Perubahan suhu tubuh dari demam ke
hipotermi.
D. PATOFISIOLOGI
Menurut
Corwin, Elizabeth J (2009), Berat ringannya luka bakar
tergantung pada faktor, agent, lamanya terpapar, area yang terkena,
kedalamannya, bersamaan dengan trauma, usia dan kondisi penyakit sebelumnya.
Derajat luka bakar terbagi menjadi tiga bagian;
derajat satu (superficial)
yaitu hanya mengenai epidermis dengan ditandai eritema, nyeri, fungsi fisiologi
masih utuh, dapat terjadi pelepuhan, serupa dengan terbakar mata hari
ringan. Tampak 24 jam setelah terpapar dan fase penyembuhan 3-5
hari. Derajat dua (partial)
adalah mengenai dermis dan epidermis dengan ditandai lepuh atau terbentuknya
vesikula dan bula, nyeri yang sangat, hilangnya fungsi fisiologis. Fase
penyembuhan tanpa infeksi 7-21 hari. Derajat tiga atau ketebalan penuh
yaitu mengenai seluruh lapisan epidermis dan dermis, tanpa meninggalkan
sisa-sisa sel epidermis untuk mengisi kembali daerah yang rusak, hilangnya rasa
nyeri, warnanya dapat hitam, coklat dan putih, mengenai jaringan termasuk (fascia, otot, tendon dan tulang).
Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya
cairan dalam sirkulasi kapiler secara massive
dan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena hilangnya atau
rusaknya kapiler, yang menyebabkan cairan akan lolos atau hilang dari compartment intravaskuler kedalam
jaringan interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap dalam sirkulasi dan
menyebabkan peningkatan hematokrit dan leukosit. Darah dan cairan akan
hilang melalui evaporasi sehingga terjadi kekurangan cairan.
Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka
tubuh mengadakan respon dengan menurunkan sirkulasi sistem gastrointestinal
yang mana dapat terjadi ilius paralitik, tachycardia
dan tachypnea merupakan
kompensasi untuk menurunkan volume vaskuler dengan meningkatkan kebutuhan
oksigen terhadap injury jaringan dan perubahan sistem. Kemudian
menurunkan perfusi pada ginjal, dan terjadi vasokontriksi yang akan berakibat
pada depresi filtrasi glomerulus dan oliguri.
Repon luka bakar akan meningkatkan aliran darah ke
organ vital dan menurunkan aliran darah ke perifer dan organ yang tidak vital.
Respon metabolik pada luka bakar adalah
hipermetabolisme yang merupakan hasil dari peningkatan sejumlah energi,
peningkatan katekolamin; dimana terjadi peningkatan temperatur dan metabolisme,
hiperglikemi karena meningkatnya pengeluaran glukosa untuk kebutuhan metabolik
yang kemudian terjadi penipisan glukosa, ketidakseimbangan nitrogen oleh karena
status hipermetabolisme dan injury jaringan.
Kerusakan pada sel darah merah dan hemolisis
menimbulkan anemia, yang kemudian akan meningkatkan curah jantung untuk
mempertahankan perfusi.
Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon
pertumbuhan karena terfokus pada penyembuhan jaringan yang rusak.Pembentukan
edema karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan pada saat yang sama
terjadi vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dalam
kapiler. Terjadi pertukaran elektrolit yang abnormal antara sel dan
cairan interstisial dimana secara khusus natrium masuk kedalam sel dan kalium
keluar dari dalam sel. Dengan demikian mengakibatkan kekurangan sodium
dalam intravaskuler. Skema berikut menyajikan mekanisme respon luka bakar
terhadap injury pada anak/orang dewasa dan perpindahan cairan setelah injury
thermal.
E.
KLASIFIKASI
1. Kedalaman Luka Bakar
Menurut
Brunner & Suddarth (2002), luka bakar dapat diklasifikasikan menurut
dalamnya jaringan yang rusak dan disebut sebagai luka bakar superficial partial-thickness,
deep partial-thickness, dan full-thickness. Istilah deskriptif yang sesuai adalah luka bakar derajat -satu, -dua dan -tiga.
a. Pada luka bakar derajat-satu,
epidermis mengalami kerusakan atau cedera dan sebagian dermis turut cedera.
Luka tersebut bias terasa nyeri, tampak merah dan kering seperti luka bakar
matahari, atau mengalami lepuh/bullae.
b. Luka bakar derajat-dua meliputi
destruksi epidermis serta lapisan atas dermis dan cedera pada bagian dermis
yang lebih dalam. Luka tersebut terasa nyeri, tampak merah dan mengalami
eksudasi cairan. Pemutihan jaringan yang terbakar diikuti oleh pengisian
kembali kapiler; folikel rambut masih utuh.
c. Luka bakar derajat-tiga meliputi
destruksi total epidermis serta dermis, dan pada sebagian kasus, jaringan yang
berada di bawahnya. Warna luka bakar sangat bervariasi mulai dari warna putih
hingga merah, cokelat atau hitam. Daerah yang terbakar tidak terasa nyeri
karena serabut-serabut sarafnya hancur. Luka bakar tersebut tampak seperti
bahan kulit. Folikel rambut dan kelenjar keringat turut hancur.
Setiap
daerah yang terbakar memiliki tiga zona cedera:
a.
Daerah sebelah dalam dikenal sebagai zona koagulasi dimana
terjadi kematian selular.
b.
Daerah tengah disebut zona stasis tempat terjadinya gangguan
suplai darah, inflamasi dan cedera
jaringan.
c.
Daerah sebelah luar merupakan zona hiperemia. Zona ini
merupakan luka bakar derajat-satu yang harus sudah sembuh dalam waktu satu
minggu dan lebih khas untuk cedera terbakar atau tersengat arus listrik
ketimbang cedera akibat cairan yang panas.
2. Luas Permukaan Tubuh Yang Terbakar
Brunner
& Suddarth (2002) mengestimasi luas permukaan tubuh yang terbakar
disederhanakan dengan menggunakan Rumus Sembilan (Rule of Nine). Rumus Sembilan
merupakan cara yang cepat untuk menghitung luas daerah yang terbakar. Sistem
tersebut menggunakan persentase dalam kelipatan Sembilan terhadap permukaan
tubuh yang luas.
3. Berat
ringannya luka bakar
American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi
tiga kategori, yaitu:
a. Luka bakar mayor
a) Luka bakar dengan luas lebih dari
25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak-anak. Luka bakar
fullthickness lebih dari 20%.
b) Terdapat luka bakar pada tangan,
muka, mata, telinga, kaki dan perineum.
c) Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri
tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka.
d) Terdapat luka bakar listrik
bertegangan tinggi.
b. Luka bakar moderat
a) Luka bakar dengan luas 15-25% pada
orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak.
b) Luka bakar fullthickness kurang dari
10%.
c) Tidak terdapat luka bakar pada
tangan, muka, mata, telinga, kaki dan perineum.
c. Luka bakar minor
Luka
bakar minor saperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak (1992) adalah
:
a) Luka bakar dengan luas kurang dari
15% pada orang dewasa dan kurang dari 10% pada anak-anak.
b) Luka bakar fullthickness kurang dari
2%.
c) Tidak terdapat luka bakar pada
wajah, tangan dan kaki.
d) Luka tidak sirkumfer.
e) Tidak terdapat trauma inhalasi,
elektrik dan fraktur.
F. FASE LUKA BAKAR
Berdasarkan perjalanan penyakitnya luka bakar dibagi
menjadi 3 fase ( yaitu:
1.
Fase akut
Pada fase ini problema yang ada berkisar pada gangguan
saluran napas karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase
ini terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera
termis bersifat sistemik.
2.
Fase sub akut
Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka
terbuka akibat kerusakan jaringan (kulit dan jaringan di bawahnya) menimbulkan
masalah inflamasi, sepsis, dan penguapan cairan tubuh disertai panas/energy.
3.
Fase lanjut
Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka
sampai terjadi maturasi. Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari
luka bakar berupa hipertrofik, kontraktur, dan deformitas lainnya.
G.
PENATALAKSANAAN
1.
Pantau patensi jalan napas pasien;
evaluasi nadi apical, karotis dan femoral.
2.
Mulai lakukan pemantauan jantung.
3.
Periksa tanda-tanda vital dengan teratur menggunakan alat
ultrasonografi jika diperlukan.
4.
Periksa nadi perifer pada ekstremitas yang mengalami luka
bakar setiap jam.
5.
Pasang kateter IV dengan diameter besar dan kateter urine
indwelling.
6.
Pantau masukan cairan dan
haluaran serta ukur setiap satu jam.
7.
Perhatikan adanya peningkatan serak suara, stridor,
frekuensi dan kedalaman pernapasan, atau
perubahan mental akibat hipoksia
8.
Kaji suhu tubuh, berat badan, riwayat berat badan sebelum
luka bakar dan alergi.
9.
Kaji status neurologis: kesadaran; status psikologis, nyeri
dan tingkat ansietas serta perilaku.
10.
Kaji pemahaman pasien dan keluarga tentang cedera dan
pengobatan.
BAB III
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN LUKA BAKAR
A.
PENGKAJIAN
1.
Pengkajian Primer
Setiap
pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek
Airway, breathing dan circulation-nya terlebih dahulu.
a. Airway
Apabila terdapat kecurigaan adanya
trauma inhalasi, maka segera pasang Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya
trauma inhalasi antara lain adalah: terkurung dalam api, luka bakar pada wajah,
bulu hidung yang terbakar, dan sputum yang hitam.
b. Breathing
Eschar yang melingkari dada dapat
menghambat pergerakan dada untuk bernapas, segera lakukan escharotomi. Periksa
juga apakah ada trauma-trauma lain yang dapat menghambat pernapasan, misalnya
pneumothorax, hematothorax, dan fraktur costae.
c. Circulation
Luka bakar menimbulkan kerusakan
jaringan sehingga menimbulkan edema, pada luka bakar yang luas dapat terjadi
syok hipovolumik karena kebocoran plasma yang luas. Manajemen cairan pada
pasien luka bakar, dapat diberikan dengan Formula Baxter.
Formula Baxter
a) Total cairan: 4cc x berat badan x
luas luka bakar
b) Berikan 50% dari total cairan dalam
8 jam pertama, sisanya dalam 16 jam berikutnya.
2. Pengkajian
sekunder
1. Identitas pasien
Resiko
luka bakar setiap umur berbeda: anak dibawah 2 tahun dan diatas 60 tahun
mempunyai angka kematian lebih tinggi, pada umur 2 tahun lebih rentan terkena
infeksi. (Doengoes, 2000)
2. Riwayat kesehatan sekarang
a) Sumber kecelakaan
b) Sumber panas atau penyebab yang
berbahaya
c) Gambaran yang mendalam bagaimana
luka bakar terjadi
d) Faktor yang mungkin berpengaruh
seperti alkohol, obat-obatan
e) Keadaan fisik disekitar luka bakar
f) Peristiwa yang terjadi saat luka
sampai masuk rumah sakit
g) Beberapa keadaan lain yang
memeperberat luka bakar
3. Riwayat kesehatan dahulu
Penting
untuk menentukan apakah pasien ,mempunyai penyakit yang merubah kemampuan utuk
memenuhi keseimbangan cairan dan daya pertahanan terhadap infeksi (seperti DM,
gagal jantung, sirosis hepatis, gangguan pernafasan). (Doengoes, 2000)
B. DIAGNOSA
Marilynn
E. Doenges dalam Nursing care
plans, Guidelines for Planning and Documenting Patient Care mengemukakan
beberapa Diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Kerusakan pertukaran gas
berhubungan dengan obstruksi trakheobronkhial; oedema mukosa; kompresi jalan
nafas
2. Nyeri
berhubungan dengan kerusakan kulit/jaringan;
pembentukan edema
3.
Kurang volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan melalui rute abnormal.
4. Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan pertahanan primer tidak adekuat; kerusakan
perlinduingan kulit; jaringan traumatic
5.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d peningkatan metabolik
C.
INTERVENSI
1.
Kerusakan pertukaran gas
berhubungan dengan obstruksi trakheobronkhial; oedema mukosa; kompresi jalan
nafas.
Ø Tujuan : Oksigenasi jaringan adekuat
Ø Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda sianosis
- Frekuensi
nafas 12 - 24 x/mnt
- SP O2 > 95
Ø Intervensi :
1.
Kaji tanda-tanda distress nafas,
bunyi, frekuensi, irama, kedalaman nafas
2.
Monitor tanda-tanda
hypoxia(agitsi,takhipnea, stupor,sianosis)
3.
Monitor hasil laboratorium, AGD,
kadar oksihemoglobin, hasil oximetri nadi
4.
Tinggikan kepala tempat tidur. Hindari penggunaan bantal di
bawah kepala, sesuai indikasi
5.
Dorong batuk/latihan nafas dalam dan perubahan posisi sering
6.
Kolaborasi dengan tim medis untuk
pemasangan endotracheal tube atau tracheostomi tube bila diperlukan
7.
Kolabolarasi dengan tim medis
untuk pemasangan ventilator bila diperlukan
8.
Kolaborasi dengan tim medis
untuik pemberian inhalasi terapi bila diperlukan
2.
Nyeri berhubungan dengan kerusakan
kulit/jaringan; pembentukan edema
Ø Tujuan: Pasien dapat
mendemonstrasikan hilang dari ketidaknyamanan.
Ø Kriteria Hasil: menyangkal nyeri,
melaporkan perasaan nyaman, ekspresi wajah dan postur tubuh rileks.
Ø Intervensi :
1.
Kaji respon pasien terhadap rasa sakit
2.
Kaji kualitas, lokasi dan penyebaran dari rasa sakit
3.
Berikan posisi yang nyaman
4.
Ajarkan teknik relaksasi
5.
Kolaborasi pemberian anlgesik narkotik sedikitnya 30 menit sebelum prosedur
perawatan luka
6.
Bantu dengan pengubahan posisi setiap 2 jam bila diperlukan.
Dapatkan bantuan tambahan sesuai kebutuhan, khususnya bila pasien tak dapat
membantu membalikkan badan sendiri.
3.
Kurang volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan melalui rute abnormal. Peningkatan
kebutuhan : status hypermetabolik, ketidakcukupan pemasukan.
Ø Tujuan: Pasien dapat
mendemostrasikan status cairan dan biokimia membaik
Ø Kriteria Hasil: tak ada manifestasi
dehidrasi, resolusi oedema, elektrolit serum dalam batas normal, haluaran urine
1-2 cc/kg BB/jam
Ø Intervensi
:
1.
Awasi tanda vital, CVP. Perhatikan kapiler dan kekuatan nadi
perifer
2.
Awasi pengeluaran urine dan berat jenisnya. Observasi warna urine dan hemates
sesuai indikasi
3.
Perkirakan drainase luka dan kehilangan yang tampak
4.
Timbang berat badan setiap hari
5.
Ukur lingkar ekstremitas yang terbakar tiap hari sesuai
indikasi
6.
Selidiki perubahan mental
7.
Observasi distensi abdomen,hematomesis,feces hitam.
8.
Lakukan program kolaborasi meliputi :
a) Pasang / pertahankan kateter urine
b) Pasang/ pertahankan ukuran kateter
IV
c) Berikan penggantian cairan IV yang
dihitung, elektrolit, plasma, albumin
9.
Awasi hasil pemeriksaan laboratorium (Hb, elektrolit,
natrium)
10. Berikan obat sesuai idikasi
11. Tanda-tanda vital setiap jam selama
periode darurat, setiap 2 jam selama periode akut, dan setiap 4 jam selama
periode rehabilitasi.
12. Masukan dan haluaran setiap jam
selama periode darurat, setiap 4 jam selama periode akut, setiap 8 jam selama
periode rehabilitasi.
4.
Resiko tinggi infeksi berhubungan
dengan pertahanan primer tidak adekuat; kerusakan
perlinduingan kulit; jaringan traumatik. Pertahanan sekunder tidak adekuat;
penurunan Hb, penekanan respons inflamasi.
Ø Tujuan: Pasien bebas dari infeksi
Ø Kriteria Hasil: tak ada demam,
pembentukan jaringan granulasi baik
Ø Intervensi
:
1.
Pantau :
a. Penampilan luka bakar (area luka bakar, sisi donor dan
status balutan di atas sisi tandur bial tandur kulit dilakukan) setiap 8 jam.
b.
Suhu setiap 4 jam.
c.
Jumlah makanan yang dikonsumsi setiap kali makan.
2.
Bersihkan area luka bakar setiap hari dan lepaskan jaringan
nekrotik (debridemen)
3.
Lepaskan krim lama dari luka sebelum pemberian krim baru.
Gunakan sarung tangan steril dan berikan krim antibiotika topikal yang
diresepkan pada area luka bakar dengan ujung jari. Berikan krim secara menyeluruh
di atas luka
4.
Batasi pengunjung yang menyebabkan infeksi silang
5.
Kolaborasi untuk pemberian antibiotik sistemik dan
topical
6.
Kolaborasi pemberian diet, berikan protein tinggi, diet
tinggi kalori. Berikan suplemen nutrisi seperti ensure atau sustacal dengan
atau antara makan bila masukan makanan kurang dari 50%.
5.
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d peningkatan metabolik
Ø Tujuan : Intake nutrisi adekuat dengan mempertahankan 85-90% BB
Ø Kriteria Hasil :
-
Intake kalori 1600 -2000 kkal
-
Intake protein +- 40 gr /hari
-
Makanan yang disajikan habis
dimakan
Ø Intervensi :
1.
Kaji sejauh mana kurangnya
nutrisi
2.
Lakukan penimbangan berat badan
klien setiap hari (bila mungkin)
3.
Pertahankan keseimbangan intake
dan output
4.
Jelaskan kepada klien tentang
pentingnya nutrisi sebagai penghasil kalori yang sangat dibutuhkan tubuh dalam
kondisi luka bakar
5.
Kolaborasi dengan tim medis untuk
pemberian nutrisi parenteral
6.
Kolaborsi dengan tim ahli gizi
untuk pemberian nutrisi yang adekuat
Cari TiketPesawat Online Super Cepat dan murah??
BalasHapushttp://selltiket.com
Booking di SELLTIKET.COM aja!!!
CEPAT,….TEPAT,….DAN HARGA TERJANGKAU!!!
Ingin usaha menjadi agen tiket pesawat??
Yang memiliki potensi penghasilan tanpa batas.
Bergabung segera di http://agenselltiket.com
INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI :
No handphone :085365566333
PIN : 5A298D36
Segera Mendaftar Sebelum Terlambat. !!!
Terimah Kasih, Askepnya sangat memuaskan, mantap. selalu berbagi untuk siapa saja terkhusus untuk teman sejawat, semoga menjadi ladang pahala. Aamiin
BalasHapusCasino Finder - Realtime Gaming Results - Mapyro
BalasHapusFind your Casino 속초 출장샵 Finder 부산광역 출장마사지 (mobile) location in Michigan, 안산 출장안마 양산 출장안마 Get the closest casino results and access a large 전라남도 출장마사지 collection of free online gaming results on mapyro