Sabtu, 18 Oktober 2014

biokimia



NAMA : ELSA HERLINDA
NIM : 1302XXX
PRODI : D3 KEPERAWATAN 2B




PERCOBAAN 1
REAKSI MOLISCH
A.    Tujuan
Mengetahui kandungan karbohidrat dalam larutan glukosa, fruktosa, pentosa/arabinosa dengan menggunakan reagen molisch.
B.     Dasar teori
Karbohidrat merupakan senyawa-senyawa aldehida atau keton yang mempunyai gugus hidroksil. Senyawa-seyawa ini menyusun sebagian besar bahan organic di dunia karena peran multipelnya pada semua bentuk kehidupan. Karbohidrat bertindak sebagai sumber energi, bahan bakar, dan zat antara metabolisme. Contoh : pati pada tumbuhan dan glikogen pada hewan adalah polisakarida yang dapat dimobilisasi untuk menghasilkan glukosa (bahan bakar utama untuk pembentukan energi). Gula ribosa dan deoksi ribosa pembentuk sebagian kerangka struktur RNA dan DNA. Fleksibilitas cincin kedua gula ini penting pada penyimpanan dan ekspresi informasi genetika.
Adapun berbagai macam karbohidrat yang terdapat dalam makanan diantaranya adalah amilum atau pati dan sukrosa (gula tebu). Karbohidrat (glukosa) dibentuk dari karbondioksida dan air dengan bantuan cahaya matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang dihasilkan diubah menjadi amilum dan disimpan pada buah atau umbi.
Reaksinya adalah : 6CO2 + H2O        C6H12O6 + 602
Karbohidrat atau sakarida terdapat gugus hidroksil (-OH), gugus aldehid atau gugus keton. Maka dapat didefinisikan bahwa karbohidrat sebagai senyawa polihidroksialdehida atau polihidroksiketon, atau senyawa yang dihidrolisis dari keduanya. Karbohidrat dapat digolongkan berdasarkan jumlah monomer penyusunnya. Ada 3 jenis karbohidrat berdasarkan penggolongan ini, yaitu :
1. Monosakarida
2. Disakarida
3. Polisakarida
Karbohidrat adalah komposisi yang terdiri dari elemen karbon, hydrogen dan oksigen, terdapat dalam tumbuhan seperti beras, jagung, gandum, umbi-umbian, dan terbentuk melalui proses asimilasi dalam tumbuhan (Pekik, 2007).
C.     Alat dan Bahan
ü Alat :
a.    Tabung reaksi
b.    Gelas ukur
c.    Pinset
ü Bahan :
a.    Glukosa
b.    Fruktosa
c.    Pentosa/arabinosa
d.   Molisch
e.    H2SO4
f.     α-naftol
D.    Cara Kerja
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2.      Memasukkan 2cc larutan glukosa ke dalam tabung reaksi.
3.      Menambahkan dan mencampurkan 2 tetes 10% α-naftol yang baru
4.      Mengalirkan ke dalam tabung reaksi 2cc H2SO4 pekat perlahan-lahan melalui dinding tabung hingga membentuk lapisan di bawah campuran.
5.      Mengulangi langkah tersebut untuk fruktosa dan pentosa/arabinosa.
E.     Hasil dan Pembahasan
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua karbohidrat menghasilkan cincin berwarna ungu. Warna yang terjadi disebabkan oleh kondensasi furfural atau derifatnya dengan a-Naftol menghasilkan senyawa yaitu dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan, monosakarida umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat yang pekat dalam hal ini uji karbohidrat diatas, monosakarida menghasilkan furfural atau derifatnya. Reaksi pembentukan furfural ini adalah reaksi dehidrasi atau pelepasan molekul air dari suatu senyawa.
Berdasarkan hasil uji karbohidrat tersebut diperoleh hasil bahwa glukosa mengandung sedikit karbohidrat, amilum sedikit lebih banyak daripada glukosa dan fruktosa mengandung paling banyak karbohidrat dan memiliki rasa paling manis. Hal tersebut dapat dilihat dari perubahan warna  pada cairan campuran  glukosa, reagen molisch dan H2SO4  menjadi ungu muda, cairan amilum, reagen molisch dan H2SO4 yang menghasilkan gumpalan ungu yang pekat serta cairan fruktosa, reagen molisch dan H2SOyang menghasilkan cincin berwarna ungu.

F.      KESIMPULAN
Dalam uji karbohidrat dengan reagen molisch dapat disimpulkan bahwa larutan glukosa, amilum, dan fruktosa mengandung karbohidrat. Kadarnya di masing-masing larutan berbeda. Cincin berwarna ungu terdapat pada bidang batas larutan amilum dan fruktosa. Sedangkan pada larutan glukosa tidak terdapat cincin berwarna ungu tetapi larutannya berubah menjadi ungu.




PERCOBAAN 2
REAKSI BENEDICT
A.    Tujuan
Untuk mengetahui Uji benedict pada karbohidrat.
B.     Dasar Teori
Uji Benedict adalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa diurai menjadi sedikitnya dua buah monosakarida. Karateristiknya tidak bisa larut atau bereaksi secara langsung dengan Benedict, contohnya semua golongan monosakarida, sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya berbentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa.
Dengan prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan cuco3 pada larutan natrium karbonat (reagen Benedict), maka ditambahkan asam sitrat. Larutan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi larutan Benedict (Zulfikar, A. 2010).
C.     Alat dan Bahan
ü Alat :
a.    Tabung reaksi
b.    Gelas ukur
c.    Pinset
d.   Penangas air
ü Bahan :
a.    Reagen Benedict
b.    Glukosa
c.    Fruktosa
d.   Arabinosa
D.    Cara Kerja
1.         Memasukkan 5cc reagen benedict dan 8 tetes (0,5 cc) larutan glukosa ke dalam tabung reaksi.
2.         Memanaskan tabung selama 1 menit.
3.         Mengulangi prosedur tersebut dengan glukosa diganti fruktosa dan arabinosa.
E.     Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan atas hasil pengamatan, diketahui hanya pada glukosa yang setelah di uji benedict melihatkan adanya perubahan warna yaitu merah bata dan coklat.
Sehingga dapat diketahui bahwa larutan glukosa merupakan gula pereduksi. Hal ini di karenakan glukosa mampu mereduksi senyawa pengoksidasi, di mana ujung pereduksinya adalah ujung yang mengandung aldehida.
F.      Kesimpulan
Benedict Reagen digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya Reagen akan menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi, juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin gelap warna endapan.


PERCOBAAN 3
PENGARUH ALKALI
A.      Tujuan
       Melakukan pengujian pengaruh alkali pada karbohidrat dan mengamati perubahan dari pengaruh alkali.
B.       Dasar Teori
Sifat-sifat umum karbohidrat menurut Soeharsono (1978), adalah daya mereduksi bilamana monosakarida seperti glukosa dan fruktosa ditambahkan ke dalam larutan luff maupun benedict maka akan timbul endapan warna merah bata. Sedangkan sakarosa tidak dapat menyebabkan perubahan warna. Perbedaan ini disebabkan pada monosakarida terdapat gugus karbonil yang reduktif, sedangkan pada sakarosa tidak. Gugus reduktif pada sakarosa terdapat pada atom C nomor 1 pada glukosa sedangkan pada fruktosa pada atom C nomor 2. Jika atom-atom tersebut saling mengikat maka daya reduksinya akan hilang, seperti apa yang terjadi pada sakarosa. Larutan yang dipergunakan untuk menguji daya mereduksi suatu disakarida adalah larutan benedict. Unsur atau ion yang penting yang terdapat pada larutan tersebut adalah Cu2+ yang berwarna biru. Gula reduksi akan mengubah atau mereduksi ion Cu2+ menjadi Cu+ (Cu2O) yang mengendap dan berwarna merah bata. Zat pereduksi itu sendiri akan berubah menjadi asam.
Dalam larutan alkali, aldosa dan ketosa akan menjadi bentuk enol yang reaktif. Bentuk enol dari glukosa, fruktosa dan mannosa adalah sama. Bila dalam larutan alkali dimasukkan salah satu macam gula maka akan diperoleh campuran glukosa, fruktosa, dan mannosa.
C.       Alat dan Bahan
ü Alat :
a.    Tabung reaksi
b.    Penangas air
c.    Pinset
d.   Gelas ukur
ü Bahan :
a.    Glukosa
b.    Na-karbonat
c.    Reagen benedict
D.      Cara Kerja
1.    Mengisi tabung reaksi dengan 2cc larutan glukosa dan sedikit Na-Karbonat yang tidak mengandung air.
2.    Mengocok dan membagi ke dalam 2 tabung reaksi.
3.    Memanaskan tabung pertama di penangas air selama 1 menit, kemudian mendinginkan di bawah aliran air kran.
4.    Pada tabung pertama dan kedua menambahkan 1cc reagen benedict dan membiarkan tanpa pemanasan.
5.    Mengamati perubahan yang terjadi.
E.       Hasil dan Pembahasan
Pada praktikum ini telah didapatkan hasil yaitu pada tabung pertama yang dipanaskan dengan penangas air selama 1 menit kemudian didinginkan di bawah aliran kran lalu ditambahkan 1cc reagen benedict terjadi perubahan warna menjadi biru kehijauan. Sedangkan pada tabung kedua yang tidak (tanpa) dipanaskan lalu ditambahkan 1cc reagen benedict perubahan warna yang terjadi adalah warna biru.
Menurut literatur, Pada uji benedict, teori yang mendasarinya adalah gula yang mengandung gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu2O(kupro oksida) berwarna merah bata. Uji ini dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif  ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau  kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada.
F.        Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa percobaan uji benedict dilakukan untuk membuktikan adanya gula pereduksi. Larutan uji dicampurkan dengan pereaksi Benedict kemudian dipanaskan. Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya endapan berwarna biru kehijauan, merah, atau kuning tergantung kadar gula pereduksi yang ada. banyak sedikitnya endapan merah bata yang terbentuk dipengaruhi oleh konsentrasi glukosa, semakin besar konsentrasinya, maka endapan yang terbentuk samakin benyak. Semakin besar konsentrasi glukosa yang digunakan semakin cepat perubahannya.


PERCOBAAN 4
REAKSI SELIWANOFF
A.    Tujuan
Membuktikan adanya ketosa pada larutan fruktosa, glukosa dan arabinosa dengan reagen seliwanoff.
B.     Dasar Teori
Reaksi spesifik lainnya untuk karbohidrat tertentu adalah uji seliwanoff. Reaksi seliwanoff disebabkan perbuhan fruktosa oleh asam klorida panas menjadi asam levulinat dan hidroksimetilfurfural, selanjutnya kondensasi hidroksimetl furfural. Sukrosa yang mudah dihidrolisa menjadi glukosa dan fruktosa, memberi uji positif dengan uji seliwanoff. Pada pendidihan lebih lanjut, aldosa-aldosa memberikan warna merah dengan reagen-reagen seliwanoff, karena aldosa-aldosa tersebut diubah oleh HCl menjadi ketosa.
C.     Alat dan Bahan
ü Alat :
a.    Tabung reaksi
b.    Penangas air
c.    Pinset(penjepit air)
ü Bahan :
a.    Reagen seliwanoff
b.    Fruktosa
c.    Glukosa
d.   arabinosa
D.    Cara Kerja
1.   Memasukkan 5cc reagen seliwanoff (0,5 resorsinol dalam 5N HCl) dan 1cc larutan fruktosa.
2.   Memanaskan dalam penangas air atau pemanasan langsung dan dididihkan selama 30 detik.
3.   Mengulangi langkah tersebut dengan larutan glukosa dan arabinosa.
E.     Hasil dan Pembahasan
Pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa reagen seliwanoff ditambah dengan larutan fruktosa dan dipanaskan ke dalam penangas air lalu dididihkan selama 30 detik terjadi perubahan warna menjadi merah orange (kuning). Sedangkan pada larutan glukosa dan arabinosa tidak terjadi perubahan warna.
Pada uji ini diperoleh data bahwa hanya fruktosa yang menghasilkan warna larutan yang spesifik yakni warna merah orange yang mengidentifikasikan adanya kandungan ketosa dalam karbohidrat jenis monosakarida itu. HCl yang terkandung dalam pereaksi Seliwanoff ini mendehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksifurfural sehingga furfural mengalami kondensasi setelah penambahan resorsinol membentuk larutan yang berwarna merah orange. Sukrosa apabila dipanaskan terlalu lama dapat menunjukkan hasil yang positif terhadap pereaksi Seliwanoff. Hal ini terjadi karena adanya pemanasan berlebih menyebabkan sukrosa terhidrolisis menghasilkan fruktosa dan glukosa sehingga fruktosa inilah yang nantinya akan bereaksi dengan pereaksi Seliwanoff menghasilkan larutan berwarna merah orange.
F.      Kesimpulan
Pada Uji Seliwanoff, ketosa terdapat pada larutan fruktosa.



PERCOBAAN 5
HIDROLISIS AMILUM
A.      Tujuan
Mengidentifikasi hasil hidrolisis amilum.
B.       Dasar Teori
Karbohidarat memegang penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia. Semua karbohidrat berasal dari tumbuhan melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan matahari mampu mebentuk karbohidrat dari karbondioksisda (CO2) berasal dari air (H2O), dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana (glukosa) disamping itu dihasilkan oksigen (O2) yang dilepaskan ke udara. (Sunita Almatsier:2009)
Dalam sel-sel tubuh, karbohidrat mengalami berbagai proses kimia. Proses inilah yang mempunyai peranan penting dalam tubuh kita. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sebagai contoh apabila banyak glukosa yang teroksidasi untuk memproduksi energi, maka glikogen dalam hati akan mengalami proses hidrolisis untuk membentuk glukosa. Sebaiknya apabila suatu reaksi tertentu menghasilkan produk yang berlebihan, maka ada reaksi lain yang dapat menghambat produksi tersebut. Dalam hubungan antar reaksi-reaksi ini enzim-enzim mempunyai peranan sebagai pengatur atau pengendali. Proses kimia yang terjadi dalam sel ini disebut metabolisme. Jadi metabolisme karbohidrat mencakup reaksi-reaksi monosakarida, terutama glukosa.
C.       Alat dan Bahan
ü Alat :
a.    Tabung reaksi
b.    Penangas air
c.    Papan porselin
d.   Pinset
ü Bahan :
a.    Amilum
b.    HCl 3 N
c.    Iod 0,01 N
d.   Na-karbonat
e.    Benedict
D.      Cara Kerja
1.    Mencampurkan 10cc larutan amilum dengan larutan HCl 3N dalam tabung reaksi.
2.    Memasukkan ke dalam penangas air yang mendidih.
3.    Setiap 3 menit mengambil setetes larutan tersebut dan menambahkan 1 tetes larutan Iod 0,01 N pada papan porselin sampai akhirnya warna hilang.
4.    Menetralkan sebagian larutan dengan Na-karbonat, kemudian mengerjakan untuk reaksi benedict.
5.    Mengamati perubahan warna.
E.       Hasil dan pembahasan
Menit ke
Uji iodium
Uji benedict
3
Biru pekat
-
6
Biru tua
-
9
Biru
-
12
Ungu
-
15
Ungu muda
-
18
Kuning kecoklatan
-
21
Kuning
Endapan bewarna merah bata
Berdasarkan pengamatan, pada menit ke 21 amilum (pati) terhidrolisis dengan penambahan asam dan pemanasan yang apabila diuji dengan larutan Iodium membentuk kompleks berwarna kuning. Dilanjutkan dengan uji menggunakan pereaksi Benedict di dapat hasil terbentuk endapan berwarna merah bata.
F.        Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan, uji Benedict positif menandakan pati terhidrolisis oleh HCl dalam suasana panas menjadi glukosa.