BAB I
PENDAHULUAN
1.A Latar
Belakang
Keperawatan
sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan
professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu
keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman.
Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan
harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan
tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa
berkembang.
Pelaksanaan
asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah
menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Profesi keperawatan
adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat
harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.
Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan
merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan
1.B Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan kualitas hidup?
2.
Faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas hidup?
3.
Bagaimana
cara meningkatkan kualitas hidup?
4.
Apa
yang dimaksud dengan kuantitas hidup?
5.
Faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi kuantitas hidup?
6.
Bagaimana
cara meningkatkan kuantitas hidup?
7.
Bagaimana
contoh kasus dari kualitas vs kuantitas hidup?
1.C Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui pengertian kualitas hidup
2.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
3.
Untuk
mengetahui cara meningkatkan kualitas hidup
4.
Untuk
mengetahui pengertian kuantitas hidup
5.
Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas hidup
6.
Untuk
mengetahui cara meningkatkan kuantitas hidup
7.
Untuk
mengetahui contoh kasus dari kualitas vs kuantitas hidup
BAB II
PEMBAHASAN
2.A Pengertian Kualitas hidup (Quality of Life)
Tingkat
kemampuan yang berupa perawatan, ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki oleh
perawat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien yang
tujuannya untuk memenuhi kesejahteraan hidup klien.
2.B Faktor –
faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
1. Faktor pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indra manusia. Dimana pengetahuan manusia umumnya diperoleh
diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2003).
Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket terhadap responden tentang
isi materi yang diukur.
Dalam
pengetahuan yang ingin diukur disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan dalam
kognitif (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan tenaga perawat kepada kegiatan
penjaminan mutu pelayanan keperawatan merupakan kegiatan penilai, memantau atau
mengatur pelayanan yang berorientasi pada klien (Nurachmah, 2001).
2. Faktor beban
kerja
Bekerja adalah suatu
bentuk aktifitas yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan. Dan aktifitas ini
melibatkan baik fisik maupun mental (As’ad, 2001). Beban kerja merupakan suatu
kondisi atau keadaan yang memberatkan pada pencapaian aktifitas untuk melakukan
suatu aktifitas. Beban kerja perawat yang tinggi serta beragam dengan tuntutan
institusi kerja dalam pencapaian kualitas bermutu, jumlah tenaga yang tidak
memadai berpengaruh besar pada pencapaian mutu pelayanan yang diharapkan
(Kusdijanto, 2000). Untuk itu perlu adanya pengorganisasian kerja perawat yang tepat dan jelas (Swansburg, 2000).
3. Faktor
komunikasi
Komunikasi adalah sesuatu untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu
pesan dengan cara yang gampang sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima
(Nursalam 2000).
Komunikasi dalam praktik keperawatan professional merupakan unsur utama bagi
perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatan untuk mencapai hasil yang
optimal.
Adapun
faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan komunikasi terapeutik antara lain :
a. Pendidikan
Merupakan penuntun manusia untuk
berbuat dan mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan
informasi sehingga dapat digunakan untuk mendapatkan informasi untuk
meningkatkan kualitas hidup (Notoadmojo, 2003). Makin tinggi pendidikan
seseorang makin mudah menerima informasi dan makin baik pengetahuan yang dimiliki sehingga menggunakan
komunikasi terapeutik secara efektif akan dapat dilakukannya.
b. Lama bekerja
Merupakan waktu dimana seseorang mulai bekerja ditempat kerja. Makin lama
seseorang bekera makin banyak pengalaman yang dimilikinya sehingga akan makin
baik cara berkomunikasinya (Alimul, 2003)
c. Pengetahuan
Merupakan proses belajar dengan meggunakan panca indra yang dilakukan
seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan
keterampilan (Notoadmojo, 2003). Menurut Bloom dan Kartwalk (1998) membagi
pengetahuan dalam enam tingkatan diantaranya tahu, memahami, aplikasi,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
d. Sikap
Sikap dalam komunikasi akan mempengaruhi proses
komunikasi berjalan efektif atau tidak. Sikap kurang baik akan menyebabkan
pendengar kurang percaya terhadap komunikator. Sikap yang diharapkan dalam
komunikasi tersebut seperti terbuka, percaya, empati, menghargai, rendah diri
dan menjadi pendengar yang baik. Kesemuanya dapat mendukung komunikasi yang
terapeutik.
e. Kondisi
psikologi
Pada komunikator akan mudah mempengaruhi dari isi pembicaraan melalui
komunikasi terapeutik. Namun perlu memperhatikan kondisi psikologis yang baik
untuk menjadikan komunikasi sebagai terapeutik. Kondisi psikologis seorang
pendengar dapat dipengaruhi oleh rangsangan emosi yang disebabkan oleh
pembicaraan itu sendiri. Indikator dalam melaksanakan komunikasi terapeutik
(Nursalam, 2003) mendorong pasien untuk mengungkapkan pandangan dan
perasaannya, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam setiap komunikasi
serta memanggil pasien sesuai dengan identitasnya.
2.C Cara Meningkatkan Kualitas Hidup
Khususnya pada perawat antara lain :
a. Nonstop = Tak pernah berhenti memberikan
pelayanan prima.
b. Unsatisfied = Tak pernah puas dengan hasil yang
dicapai.
c. Responsive = Tanggap dalam menindaklanjuti permintaan/keluhan pelanggan.
d. Skilled = Meningkatkan kemampuan internal
dan koordinasi yang harmoni.
dengan
unit kerja lain guna memenuhi kepuasan pelanggan.
e. Empaty = Memahami kondisi pelanggan sesuai
harapan pelanggan.
2.D Pengertian Kuantitas Hidup (Quantity of Life)
Kuantitas kerja berarti perawat harus berupaya
dengan sekuat tenaga untuk mencapai hasil pelayanan yang sesuai dengan asuhan keperawatan.
Artinya, perawat harus selalu menyiapkan kondisi tubuh yang kuat dan sehat;
kondisi perasaan dan emosi yang penuh semangat; kondisi pikiran yang jernih,
tenang, kreatif. Hal ini dapat dilihat dari hasil kerja perawat dalam melakukan
pelayanan kesehatan dalam penggunaan waktu tertentu dan kecepatan dalam
menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Dengan
demikian kuantitas kerja dapat dilihat dari jumlah kerja dan penggunaan waktu.
Jumlah kerja adalah banyaknya tugas pekerjaanya, dapat dikerjakan. Penggunaan
waktu adalah banyaknya waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas dan
pekerjaan.
2.E Faktor –
faktor yang Mempengaruhi Kuantitas Hidup
a.
Kondisi
Fisik
b.
Waktu
c.
Kondisi
perasaan
d.
Kondisi
pikiran
e.
Jumlah
kerja
f.
Ketrampilan
2.F Cara Meningkatkan
Kuantitas Hidup
a.
Meningkatkan
ketrampilan dengan selalu berlatih.
b.
Meningkatkan
pengetahuan melalui pendidikan khusus keperawatan.
c.
Melatih
EQ ( sabar, ramah ) untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
d.
Meningkatkan
kerjasama antar teman sejawat
e.
Selalu
bersikap terbuka dan mau menerima pendapat orang lain
f.
Meningkatkan
hubungan saling percaya antara perawat dengan klien, perawat dan tenaga medis
lainnya.
g.
Mendukung
terbentuknya rencana tindakan.
2.G Contoh Kasus
ü Contoh 1
Seorang nenek
tua yang menderita berbagai penyakit kronis telah menolak makan dan minum di
rumahnya dan tidak mau minum obat yang dianjurkan perawat puskesmas dengan
alasan supaya cepat meninggal daripada tersiksa. Anak perempuan pun mendukung
agar sang nenek tidak dirawat di puskesmas. Beberapa hari kemudian nenek
tersebut meninggal.
Notes
: Kuantitas hidup buruk
karena nenek tidak diberi pelayanan kesehatan karena pihak keluarga tidak
menyetujuinya. Kualitas hidup juga buruk karena kesehatan nenek berujung pada
kematian.
ü Contoh 2
Seorang suami
yang kecelakaan dan mengalami luka parah serta koma , namun dia tidak diberikan
pelayanan kesehatan di puskesmas. Tapi karena sang istri selalu mendoakannya
kepada Tuhan tulus. Akhirnya sang suami bisa sadar dari komanya,dan bisa sembuh
seperti semula.
Notes
: Kuantitas hidup buruk
karena si suami tidak dberi pelayanan kesehatan dengan baik. Namun kualitas
hidup baik karena sang suami masih bisa sembuh berkat doa sang istri yang tulus.
BAB III
PENUTUP
3.A Kesimpulan
Di dalam dasar
etika keperawatan memiliki 5 masalah yang salah satunya adalah kualitas dan
kuantitas hidup. Kualitas merupakan tingkat kemampuan yang berupa perawatan,
ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki oleh perawat untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien yang tujuannya untuk memenuhi
kesejahteraan hidup klien, sedangkan kuantitas merupakan upaya dengan sekuat tenaga
untuk mencapai hasil pelayanan yang sesuai dengan asuhan keperawatan.
3.B Saran
Seorang perawat
harus paham betul tentang dasar etika keperawatan, dan harus berupaya untuk
menerapkannya dalam memberikan pelayanan kesehatan agar klien/pasien merasa
puas mendapat pelayanan kesehatan yang baik
Kak, Referensinya darimana ya kak
BalasHapus