Selasa, 02 Desember 2014

Quality vs Quantity of Life



BAB I
PENDAHULUAN

1.A   Latar Belakang
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang.
Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan
            1.B   Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kualitas hidup?
2.      Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas hidup?
3.      Bagaimana cara meningkatkan kualitas hidup?
4.      Apa yang dimaksud dengan kuantitas hidup?
5.      Faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi kuantitas hidup?
6.      Bagaimana cara meningkatkan kuantitas hidup?
7.      Bagaimana contoh kasus dari kualitas vs kuantitas hidup?
            1.C   Tujuan Penulisan
1.     Untuk mengetahui pengertian kualitas hidup
2.     Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
3.     Untuk mengetahui cara meningkatkan kualitas hidup
4.     Untuk mengetahui pengertian kuantitas hidup
5.     Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas hidup
6.     Untuk mengetahui cara meningkatkan kuantitas hidup
7.     Untuk mengetahui contoh kasus dari kualitas vs kuantitas hidup


BAB II
PEMBAHASAN

            2.A   Pengertian Kualitas hidup (Quality of Life)
Tingkat kemampuan yang berupa perawatan, ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki oleh perawat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien yang tujuannya untuk memenuhi kesejahteraan hidup klien.
2.B   Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
1.   Faktor pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia. Dimana pengetahuan manusia umumnya diperoleh diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2003).
Pengetahuan dapat diukur dengan wawancara atau angket terhadap responden tentang isi materi yang diukur. Dalam pengetahuan yang ingin diukur disesuaikan dengan tingkatan pengetahuan dalam kognitif (Notoadmojo, 2003). Pengetahuan tenaga perawat kepada kegiatan penjaminan mutu pelayanan keperawatan merupakan kegiatan penilai, memantau atau mengatur pelayanan yang berorientasi pada klien (Nurachmah, 2001).
2.   Faktor beban kerja
Bekerja adalah suatu bentuk aktifitas yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan. Dan aktifitas ini melibatkan baik fisik maupun mental (As’ad, 2001). Beban kerja merupakan suatu kondisi atau keadaan yang memberatkan pada pencapaian aktifitas untuk melakukan suatu aktifitas. Beban kerja perawat yang tinggi serta beragam dengan tuntutan institusi kerja dalam pencapaian kualitas bermutu, jumlah tenaga yang tidak memadai berpengaruh besar pada pencapaian mutu pelayanan yang diharapkan (Kusdijanto, 2000). Untuk itu perlu adanya pengorganisasian kerja perawat yang tepat dan jelas (Swansburg, 2000).
3.   Faktor komunikasi
Komunikasi adalah sesuatu untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang gampang sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima (Nursalam 2000). Komunikasi dalam praktik keperawatan professional merupakan unsur utama bagi perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatan untuk mencapai hasil yang optimal.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan komunikasi terapeutik antara lain :
a.       Pendidikan
Merupakan penuntun manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupannya yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga dapat digunakan untuk mendapatkan informasi untuk meningkatkan kualitas hidup (Notoadmojo, 2003). Makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi dan makin baik pengetahuan yang dimiliki sehingga menggunakan komunikasi terapeutik secara efektif akan dapat dilakukannya.
b.      Lama bekerja
Merupakan waktu dimana seseorang mulai bekerja ditempat kerja. Makin lama seseorang bekera makin banyak pengalaman yang dimilikinya sehingga akan makin baik cara berkomunikasinya (Alimul, 2003)
c.       Pengetahuan
Merupakan proses belajar dengan meggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Notoadmojo, 2003). Menurut Bloom dan Kartwalk (1998) membagi pengetahuan dalam enam tingkatan diantaranya tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
d.      Sikap
Sikap dalam komunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi berjalan efektif atau tidak. Sikap kurang baik akan menyebabkan pendengar kurang percaya terhadap komunikator. Sikap yang diharapkan dalam komunikasi tersebut seperti terbuka, percaya, empati, menghargai, rendah diri dan menjadi pendengar yang baik. Kesemuanya dapat mendukung komunikasi yang terapeutik.
e.       Kondisi psikologi
Pada komunikator akan mudah mempengaruhi dari isi pembicaraan melalui komunikasi terapeutik. Namun perlu memperhatikan kondisi psikologis yang baik untuk menjadikan komunikasi sebagai terapeutik. Kondisi psikologis seorang pendengar dapat dipengaruhi oleh rangsangan emosi yang disebabkan oleh pembicaraan itu sendiri. Indikator dalam melaksanakan komunikasi terapeutik (Nursalam, 2003) mendorong pasien untuk mengungkapkan pandangan dan perasaannya, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti dalam setiap komunikasi serta memanggil pasien sesuai dengan identitasnya.

           2.C   Cara Meningkatkan Kualitas Hidup
                    Khususnya pada perawat antara lain :
            a.      Nonstop = Tak pernah berhenti memberikan pelayanan prima.
            b.      Unsatisfied = Tak pernah puas dengan hasil yang dicapai.
            c.       Responsive            = Tanggap dalam menindaklanjuti permintaan/keluhan pelanggan.
            d.      Skilled = Meningkatkan kemampuan internal dan koordinasi yang harmoni.
              dengan unit kerja lain guna memenuhi kepuasan pelanggan.
            e.       Empaty = Memahami kondisi pelanggan sesuai harapan pelanggan. 

2.D   Pengertian Kuantitas Hidup (Quantity of Life)
                     Kuantitas kerja berarti perawat harus berupaya dengan sekuat tenaga untuk mencapai hasil pelayanan  yang sesuai dengan asuhan keperawatan. Artinya, perawat harus selalu menyiapkan kondisi tubuh yang kuat dan sehat; kondisi perasaan dan emosi yang penuh semangat; kondisi pikiran yang jernih, tenang, kreatif. Hal ini dapat dilihat dari hasil kerja perawat dalam melakukan pelayanan kesehatan dalam penggunaan waktu tertentu dan kecepatan dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.
                     Dengan demikian kuantitas kerja dapat dilihat dari jumlah kerja dan penggunaan waktu. Jumlah kerja adalah banyaknya tugas pekerjaanya, dapat dikerjakan. Penggunaan waktu adalah banyaknya waktu yang digunakan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan.
2.E   Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kuantitas Hidup
a.       Kondisi Fisik
b.      Waktu
c.       Kondisi perasaan
d.      Kondisi pikiran
e.       Jumlah kerja
f.       Ketrampilan
2.F    Cara Meningkatkan Kuantitas Hidup
a.       Meningkatkan ketrampilan dengan selalu berlatih.
b.      Meningkatkan pengetahuan melalui pendidikan khusus keperawatan.
c.       Melatih EQ ( sabar, ramah ) untuk meningkatkan pelayanan kesehatan.
d.      Meningkatkan kerjasama antar teman sejawat
e.       Selalu bersikap terbuka dan mau menerima pendapat orang lain
f.       Meningkatkan hubungan saling percaya antara perawat dengan klien, perawat dan tenaga medis lainnya.
g.      Mendukung terbentuknya rencana tindakan.
2.G   Contoh Kasus
            ü  Contoh 1
Seorang nenek tua yang menderita berbagai penyakit kronis telah menolak makan dan minum di rumahnya dan tidak mau minum obat yang dianjurkan perawat puskesmas dengan alasan supaya cepat meninggal daripada tersiksa. Anak perempuan pun mendukung agar sang nenek tidak dirawat di puskesmas. Beberapa hari kemudian nenek tersebut meninggal.
Notes : Kuantitas hidup buruk karena nenek tidak diberi pelayanan kesehatan karena pihak keluarga tidak menyetujuinya. Kualitas hidup juga buruk karena kesehatan nenek berujung pada kematian.

              ü  Contoh 2
Seorang suami yang kecelakaan dan mengalami luka parah serta koma , namun dia tidak diberikan pelayanan kesehatan di puskesmas. Tapi karena sang istri selalu mendoakannya kepada Tuhan tulus. Akhirnya sang suami bisa sadar dari komanya,dan bisa sembuh seperti semula.
Notes : Kuantitas hidup buruk karena si suami tidak dberi pelayanan kesehatan dengan baik. Namun kualitas hidup baik karena sang suami masih bisa sembuh berkat doa sang istri yang tulus.

BAB III
PENUTUP

3.A   Kesimpulan
Di dalam dasar etika keperawatan memiliki 5 masalah yang salah satunya adalah kualitas dan kuantitas hidup. Kualitas merupakan tingkat kemampuan yang berupa perawatan, ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki oleh perawat untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien yang tujuannya untuk memenuhi kesejahteraan hidup klien, sedangkan kuantitas merupakan upaya dengan sekuat tenaga untuk mencapai hasil pelayanan yang sesuai dengan asuhan keperawatan.
3.B   Saran
Seorang perawat harus paham betul tentang dasar etika keperawatan, dan harus berupaya untuk menerapkannya dalam memberikan pelayanan kesehatan agar klien/pasien merasa puas mendapat pelayanan kesehatan yang baik

1 komentar: