BAB I
PENDAHULUAN
1. A. LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai
bagian integral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan
kesehatan. Tenaga keperawatan secara keseluruhan jumlahnya mendominasi tenaga
kesehatan yang ada, dimana keperawatan memberikan kontribusi yang unik terhadap
bentuk pelayanan kesehatan sebagai satu kesatuan yang relative, berkelanjutan,
koordinatif dan advokatif.
Keperawatan sebagai
suatu profesi menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai
dengan standar dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan
yang diberikan dapat diterima oleh masyarakat dengan baik.
1. B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah
diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apakah pengertian Filosofi
keperawatan menurut Jean Watson?
2.
Apa saja komponen dari keperawatan?
3.
Apa perbedaan orang dan manusia menurut
teori Jean Watson?
4.
Apa saja bagian dasar tentang teori Watson?
5.
Apa saja Penerapan teori Jean Watson?
1. C. TUJUAN PENULISAN
Sebagaimana rumusan masalah diatas,
penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:
1.
Untuk memahami pengertian filosofi
keperawatan menurut Jean Watson.
2.
Untuk mengetahui apa saja yang berkaitan
dengan keperawatan.
3.
Untuk mengetahui perbedaan orang dan
manusia menurut teori Jean Watson.
4.
Untuk mengetahui dasar tentang teori Watson.
5.
Untuk mengetahui macam Penerapan teori Jean Watson.
BAB II
PEMBAHASAN
1. A. PENGERTIAN FILOSOFI
KEPERAWATAN
A.
1. Definisi filosofi keperawatan
Filosofi keperawatan
merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh seorang perawat sebagai
pedoman untuk berpikir, mengambil keputusan dan bertindak/berperilaku dalam
melaksanakan praktek keperawatan pada klien dalam rentang sehat-sakit.
A. 2. Keperawatan menurut Jean Watson
“….Human science of person and
human health-illness experiences that are mediated by professional, personal, scientific,
esthetic, and ethical human
are transaction..”
Keperawatan sebagai sains tentang human care didasarkam
pada asumsi bahwa human science and human care merupakan domain utama dan menyatukan
tujuan keperawatan. Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan
pengetahuan empiris dengan estetika, humanities, dan kiat/art (Watson, 1985).
Sebagai pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan
yang menjadi inti keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Watson (1985) “human care is the heart
of nursing”. Pandangan tentang keperawatan sebagai science tentang
human care adalah komprehensif.
2.
B. KOMPONEN
KEPERAWATAN
Nilai-nilai yang mendasari konsep keperawatan menurut Jean Watson meliputi:
1. Kemanusiaan
(Human Beeing)
Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi
dirinya atau orang lain dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat
memelihara, menghargai, mengasuh, mau mengerti dan membantu orang yang sedang
sakit. Dalam pandangan filosofi umum, manusia itu mempunyai fungsi yang
kompleks yang terintegrasi dalam dirinya. Selain itu manusia juga dinilai
sempurna, karena bagian-bagian tubuhnya mempunyai fungsi yang sempurna, tetapi
dalam fungsi perkembangannya dia harus selalu beradaptasi
dengan lingkungan sosialnya.
Jika adaptasi tersebut tidak berhasil, maka akan terjadi
konflik (terutama konflik psikososial) yang berdampak pada terjadinya krisis
disepanjang kehidupannya. Hal tersebut perlu mendapatkan asuhan,
agar dapat ditanggulangi.
2. Kesehatan
Meskipun WHO telah menyatakan bahwa sehat adalah
keadaan positif fisik, mental, sosial, Watson percaya bahwa faktor lain perlu
dilibatkan. Watson menambahkan tiga elemen yaitu :
- Level yang tinggi dari seluruh fisik, mental, dan fungsi sosial.
- Tingkat pertahahan adaptif umum dari fungsi harian.
- Tidak adanya penyakit (atau adanya usaha yang mengarah supaya tidak ada).
Watson menjelaskan bahwa secara tradisional dinamakan
perawatan kesehatan adalah mitos. Dinamakan perawatan kesehatan, diagnosa
penyakit, perawatan penyakit, dan resep obat adalah perawatan medis. Perawatan
kesehatan yang sebenarnya berfokus pada gaya hidup, kondisi sosial, dan
lingkungan. Watson menambahkan bahwa sehat mengarah pada kesatuan dan harmoni
dalam pikiran, badan dan jiwa.
Watson percaya individu sebaiknya menjelaskan kondisi
kesehatan atau penyakit, sejak dia menujukkan pandangan sehat sebagai keadaan subjektif
dalam pikiran orang.
3. Lingkungan
sosial
Watson menyatakan bahwa merawat dan keperawatan itu
ternyata sangat dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai
beberapa orang yang saling peduli dengan yang lainnya. Sikap merawat tidak
diturunkan dari generasi ke generasi, melalui gen, tetapi diturunkan dari
kebudayaan profesi sebagai suatu koping yang unik terhadap lingkungan.
4. Keperawatan
Menurut Watson keperawatan fokusnya lebih
pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, merawat yang sakit, dan pemulihan
keadaan fisik. Keperawatan pada promosi kesehatan awalnya sama dengan mengobati
penyakit. Dia melihat keperawatan dapat bergerak dari dua area,
yaitu: masalah penanganan stress dan penanganan konflik. Hal ini
dapat menunjang tersedianya perawatan kesehatan yang holistik, yang dia
percayai dapat menjadi pusat dari praktik keperawatan. Salah satu asumsi Watson
mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat
berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga
perawat perlu berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal
melalui kajian teori, praktek, dan riset keperawatan.
Ada 10
faktor utama yang membentuk aktivitas perawatan, antara lain:
a. Membentuk sistem nilai humanistic
altruistic.
b. Membangkitkan rasa percaya dan harapan.
c. Mengembangkan kepekaan kepada diri sendiri,
maupun kepada orang lain.
d. Mengembangkan hubungan yang sesuai harapan
pasien (helping trust)
e. Meningkatkan intuisi dan peka terhadap
ekspresi perasaan baik positif, maupun negatif.
f. Menggunakan metoda ilmiah “problem
solving” yang sistematik untuk mengambil keputusan.
g. Meningkatkan hubungan interpersonal “teaching-learning”.
h. Memberi dukungan/support, melindungi, dan
membantu memperbaiki kondisi mental, fisik, sosial-kultural, serta spiritual.
i. Bantuan yang diberikan dapat memuaskan kebutuhan
manusia.
j. Menghargai terhadap kekuatan yang dimiliki
pasien.
2. C. PERBEDAAN ORANG DAN MANUSIA
Menurut Jean Watson
Sebagai human science keperawatan berupaya mengintegrasikan pengetahuan
empiris dengan estetika, humanities, dan kiat/art (Watson, 1985). Sebagai
pengetahuan tentang human care fokusnya untuk mengembangkan pengetahuan yang
menjadi inti keperawatan, seperti yang dinyatakan oleh Watson (1985) “human
care is the heart of nursing”. Pandangan tentang keperawatan sebagai
science tentang human care adalah komprehensif.
Ini termasuk pengembangan pengetahuan
sebagai basis dalam area:
a. Pengkajian terhadap kondisi manusia.
b. Implikasi dari pengalaman manusia dan responnya
terhadap kondisi sehat sakit.
c. Telaah terhadap pengelolaan kondisi-kondisi yang menyertainya.
d. Deskripsi dari atribut-atribut caring relationship.
e. Studi tentang sistem bagaimana human care harus diwujudkan.
Dalam pandangan
keperawatan Jean Watson, manusia diyakini sebagai person as a whole, as a fully
functional integrated self. Manusia merupakan suatu fungsi yang utuh dari diri
yang terintegrasi (ingin dirawat, dihormati, mendapatkan asuhan, dipahami dan
dibantu).
Manusia pada dasarnya
ingin merasa dimiliki oleh lingkungan sekitarnya merasa dimiliki dan merasa
menjadi bagian dari kelompok atau masyarakat, dan merasa dicintai dan merasa
mencintai. Meskipun tulisan awal Watson mengarah pada hasil kerjanya sebagai
filisofi dan ilmu caring, pada buku selanjutnya Watson dengan jelas menyatakan
hasil kerjanya menggambarkan teori keperawatan (George, 1995). Pada konteks
ini, Watson mengadopsi pandangan tentang manusia sebagai orang bernilai dalam
dan dirinya sendiri untuk dirawat, dihormati, diasuh, dipahami dan dibantu.
Secara umum pandangan
filosofis manusia adalah diri yang teritegrasi penuh. Manusia dipandang lebih
besar dari dan berbeda dari jumlah bagian-bagiannya.
Watson percaya bahwa manusia lebih baik dipandang dalam kerangka konflik perkembangan dan perhatian yang sistematik pada konflik perkembangan individu dan keluarganya penting untuk pelayanan kesehatan. Semua konflik berdasarkan model Erikson krisis psikososial titik balik yang mencakup keseluruhan siklus hidup manusia. Sering terjadi semua konflik dapat menghapus reaksi stress yang memerlukan respon koping. Perawat harus memahami manusia ketika mereka sakit, sehat atau sedang stress.
Watson percaya bahwa manusia lebih baik dipandang dalam kerangka konflik perkembangan dan perhatian yang sistematik pada konflik perkembangan individu dan keluarganya penting untuk pelayanan kesehatan. Semua konflik berdasarkan model Erikson krisis psikososial titik balik yang mencakup keseluruhan siklus hidup manusia. Sering terjadi semua konflik dapat menghapus reaksi stress yang memerlukan respon koping. Perawat harus memahami manusia ketika mereka sakit, sehat atau sedang stress.
2. D. DASAR-DASAR TENTANG TEORI WATSON
Beberapa bagian dasar tentang teori Watson adalah sebagai berikut :
1. Asuahan keperawatan dilakukan secara interpersonal
yaitu antar manusia.
2. Asuhan
keperawatan terlaksana oleh adanya faktor terapeutik yang menghasilkan kepuasan
pada kebutuhan manusia.
3. Asuahan keperawatan yang efektif dapat meningkatkan
kesehatan dan perkembangan individu dan keluarga.
4. Respon asuahan keperawatan tidak hanya menerima
seseorang sebagaimana mereka sekarang, tetapi juga hal – hal yang mungkin
terjadi nantinya.
5. Lingkungan
asuhan keperawatan adalah sesuatu yang menawarkan kemungkinan perkembangan
potensi dan memberi keleluasaan bagi seseorang untuk memilih kegiatan yang
terbaik bagi dirinya dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asuhan keperawatan lebih bersifat menyehatkan daripada
mengobati.
7. Praktik asuhan merupakan pusat keperawatan.
2. E. PENERAPAN TEORI JEAN WATSON
Penerapan teori Jean Watson, terdiri dari:
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
1. Pengkajian
Kegiatan ini meliputi observasi, identifikasi serta peninjauan masalah. Pengkajian
didasarkan atas tingkatan kebutuhan dasar yang dibagi dalam 4 tingkatan yaitu :
a)
Kebutuhan tingkat rendah (biofisik), yang terdiri dari kebutuhan nutrisi dan cairan, kebutuhan eliminasi dan
kebutuhan ventilasi.
b)
Kebutuhan tingkat rendah (psikofisik), meliputi kebutuhan aktifitas dan kebutuhan seksual.
c)
Kebutuhan tingkat tinggi (psikososial), meliputi kebutuhan untuk berprestasi dan kebutuhan untuk diakui
sebagai anggota kelompok.
d)
Kebutuahan tertinggi (kebutuhan intepersonal dan intrapersonal), meliputi kebutuhan untuk aktualisasi diri.
2. Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu pendekatan konseptual
untuk memecahkan suatu masalah, karena perencanaan yang baik dapat memecahkan masalah. Perencanaan membantu menentukan bagaimana suatu variabel dapat diuji
atau diukur.
3. Pelaksanaan
Implementasi merupakan tindakan langsung dari rencana intervensi, dalam proses implementasi juga berlangsung proses
pengumpulan data.
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu metode dan proses menganalisa
data serta menilai pengaruh intervensi yang telah diberikan. Selain itu yang
termasuk dalam proses ini adalah interpretasi hasil, kriteria hasil yang
dicapai secara umum.
Dalam jurnal Dari Jean Watson Dalam Asuhan Keperawatan oleh Abi dan
Burhannudin (2008) mengemukakan bahwa Original carative factors kemudian dikembangkan oleh Watson menjadi clinical caritas
processes yang menawarkan pandangan yang lebih terbuka (Watson, 2004),
yaitu:
·
Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan ketenangan
dalam konteks kesadaran terhadap caring.
·
Hadir dengan sepenuhnya, dan mewujudkan dan mempertahankan system
keperacayaan yang dalam dan dunia kehidupan subjektif dari dirinya dan orang
dirawat.
·
Memberikan perhatian terhadap praktekpraktek spiritual dan transpersonal
diri orang lain, melebihi ego dirinya.
·
Mengembangkan dan mempertahakan suatu hubungan caring yang sebenarnya, yang
saling bantu dan saling percaya.
·
Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan positif dan negative.
Aplikasi Model Konseptual Caring Dari Jean Watson ..… ( Abi Muhlisin dan
Burhannudin Ichsan) 149 sebagai suatu hubungan dengan semangat yang dalam dari
diri sendiri dan orang yang dirawat.
·
Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara kreatif
sebagai bagian dari proses caring, untuk terlibat dalam penerapan
caring-healing yang artistik.
·
Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya yang mengakui
keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk memahami sudut pandang orang lain.
·
Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik fisik maupun
non fisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan kesadaran, yang memiliki keholistikan,
keindahan, kenyamanan, martabat, dan kedamaian.
·
Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran caring yang penuh,
memberikan “human care essentials”, yang memunculkan penyesuaian jiwa,
raga dan pikiran, keholistikan, dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care;
dengan melibatkan jiwa dan keberadaan secara spiritual.
·
Menelaah dan menghargai misteri spritual, dan dimensi eksistensial dari
kehidupan dan kematian seseorang, “soul care” bagi diri sendiri dan
orang yang dirawat.
Journal of Nursing Science & Practice
Journal of
Nursing science & practice ( JoNSP ): is an international
eJournal which provides readers high quality, original research, review- papers
and the short research communications as well.
Focus and Scope Covers
- Assessment and Diagnosis
- Care planning
- Community and Home Care
- Critical Care & Pediatric Nursing
- Emergency Gerontology
- Geriatric Nursing
- Anesthesia
Features
- STM Journal is meant to facilitate a cost effective access to the quality research findings in the domains of Science, Technology and Medicine through the publication of online quality scholarly journals.
- STM Journals are using the best available technology for the rapid & reliable online Publications and has a comprehensive manuscript & Journal Management System.
- Rapid online publication of papers, soon after their formal acceptance/ finalization.
- Provides an online three tier stringent but smooth review process, with a highly acclaimed editorial board.
- Free online open access to the abstracts of all articles.
Salient Features of STM Journals |
|
Publisher:
|
STM Journals ( Consortium ELearning Network
Pvt. Ltd.)
|
Website :
|
www.stmjournals.com
|
Domains :
|
Scientific, Technical & Medical
|
No. of Journals :
|
60
|
Available :
|
Print + Online
|
Print Periodicity :
|
3 Issues per year
|
Access :
|
Print, Online - User ID / Password, Static IP
address based
|
Indexing/Abstracting Status :
|
Google Scholar, Digiworld, NCBI, Indian
Science Abstract (NISCAIR)
|
ISSN :
|
Assigned
|
Metadata Harvesting :
|
Enabled
|
Editorial Board :
|
Sound and experienced with International and
National Representation
|
Berikut ini akan diberikan sebuah contoh kasus.
Pada kasus ini akan diterapkan proses keperawatan berdasarkan teori Watson.
Proses keperawatan pada kasus ini didasarkan pada aplikasi teori Watson dalam
George (1995). Empat derajat kebutuhan digunakan dalam tahap pengkajian dan
sepuluh faktor karatif digunakan dalam tahap perencanaan dan implementasi. Diagnosa
keperawatan yang diangkat dan dibahas pada aplikasi dalam kasus ini hanya satu
saja dengan maksud sebagai proritas penyelesaian. Diagnosa keperawatan lain
dapat saja dirumuskan dan diselesaikan dengan menggunakan metode yang sama
dengan diagnosa keperawatan yang dibahas dibawah ini.
Adapun kasus tersebut adalah : Ny. S, 70 tahun dilarikan ke
sebuah rumah sakit pemerintah oleh para tetangganya karena sesak nafas dan
batuk-batuk berdahak saat sedang mencuci pakaian di depan rumahnya. Ny. S
tampak kurus, kulit kering, badan lemah dan muka pucat. Para pengantar
mengatakan selama ini Ny. S tinggal sendiri di rumah dan tidak punya keluarga
lagi. Ny. S termasuk kurang mampu. Ny. S sehari-hari bekerja sebagai pengumpul
botol-botol yang akan dijual kepada pabrik pengolah plastik. Ny. S tinggal di
rumah sempit dan kurang ventilasi. Dari hasil pemeriksaan saat masuk rumah
sakit didapatkan data tekanan darah 80/60 mmmHg, nadi 100 kali/menit, suhu 37
derajat Celcius, pernafasan 25 kali/menit, dan sklera tampak pucat. Hasil
pemeriksaan laboratorium darah didapatkan Hb 10 gr/dl, Ht 33%, leukosit 10000
ul dan trombosit 140.000 ul, dan albumin diperiksa dengan hasil 3 gr/dl. Dari
hasil rontgen dada menunjukkan adanya TB paru.
Proses keperawatan menurut teori Watson untuk kasus Ny. S adalah :
Proses Keperawatan Aplikasi Teori
1. Pengkajian
·
Kebutuhan
derajat lebih rendah
(Biofisik) Bagaimana Ny. S melihat dirinya? Apakah tinggi badan, berat badan, hasil pemeriksaan fisik Ny. S normal? Apakah Ny. S cukup makan dan minum untuk mempertahankan kondisi tubuh yang normal? Apakah pola eliminasi dan pernafasan Ny. S normal?
(Biofisik) Bagaimana Ny. S melihat dirinya? Apakah tinggi badan, berat badan, hasil pemeriksaan fisik Ny. S normal? Apakah Ny. S cukup makan dan minum untuk mempertahankan kondisi tubuh yang normal? Apakah pola eliminasi dan pernafasan Ny. S normal?
·
Kebutuhan
derajat lebih rendah
(Psikofisik) Apakah citra tubuh Ny. S positif? Apakah dia berpartisipasi dalam aktifitas yang biasa pada seusianya? apakah evaluasi hasil nilai lab dalam batas normal? Bagaimana kehidupan seksualitasnya?
(Psikofisik) Apakah citra tubuh Ny. S positif? Apakah dia berpartisipasi dalam aktifitas yang biasa pada seusianya? apakah evaluasi hasil nilai lab dalam batas normal? Bagaimana kehidupan seksualitasnya?
·
Kebutuhan
derajat lebih tinggi
(Psikososial) Apakah hubungan Ny. S dengan sesama memuaskan? Apakah kondisi kurang mampu membuatnya terhambat? Apakah lingkungannya memfasilitasi pertumbuhan dirinya? Apakah dia merasa dicintai dan mencintai?
(Psikososial) Apakah hubungan Ny. S dengan sesama memuaskan? Apakah kondisi kurang mampu membuatnya terhambat? Apakah lingkungannya memfasilitasi pertumbuhan dirinya? Apakah dia merasa dicintai dan mencintai?
·
Kebutuhan
derajat lebih tinggi
(Intrapersonal) Bagaimana perasaan Ny. S tentang dirinya? Apakah Ny. S menyukai dunianya? Apakah Ny. S merasa mencapai tujuannya?
(Intrapersonal) Bagaimana perasaan Ny. S tentang dirinya? Apakah Ny. S menyukai dunianya? Apakah Ny. S merasa mencapai tujuannya?
2. Perencanaan dan
Implementasi
Penggunaaan faktor karatif Membangun lingkungan caring melalui pemahaman empatik. Membangun hubungan saling melalui mendorong ekspresi perasaan tentang kondisi tubuhnya. Gunakan kehangatan, empati, keserasian dalam membangun komunikasi terbuka. Tingkatkan pengajaran interpersonal dengan melibatkan klien dalam perencanaan tindakan. Ajarkan klien bagaimana menghadapi konflik atau masalah. Fasilitasi hubungan dengan masyarakat dengan meningkatkan otonomi. Bantu mengekspesikan pandangan. kehidupan seksualitasnya. Dorong klien mengkaji interaksi sosialnya dan mengembangkan kepuasan diri. Penekanan pada kepuasan diri lebih dari sekedar kesempurnaan diri. Kaji fungsi respirasi, seperti suara nafas, rate, irama, kedalaman dan penggunaan otot pernafasan. Catat kemampuan batuk efektif, karakter, jumlah sputum, adanya hemoptisis. Tempatkan klien pada posisi semi fowler. Kaji klien dengan latihan batuk dan nafas dalam. Keluarkan sekret dari mulut dan trakea. Suction
jika perlu. Pertahankan intake cairan 2500 ml/hari jika tidak ada kontraindikasi.
Kolaborasi:
beri udara/oksigen yang dilembabkan.
Beri obat-obatan sesuai indikasi. Seperti mukolitik, bronkodilator. Siapkan
atau Bantu dengan intubasi darurat.
Evaluasi Apakah hubungan saling percaya telah tercapai? Apakah Ny. S telah menunjukkan tanda-tanda normal dalam area yang dikaji, biofisik, psikofisik, psikososial, intrapersonal?
Apakah Ny. S telah belajar usaha untuk dapat menjalani hidup dengan sukses? Kriteria evaluasi, jalan nafas paten, sekret dikeluarkan tanpa bantuan, menunjukkan perilaku mempertahankan jalan nafas yang bersih, berpartisipasi dalam perawatan sesuai kemampuan, mengidentifikasi komplikasi dan melakukan tindakan yang tepat.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu kelemahan teori Watson menurut George (1995) adalah lebih menekankan pada kebutuhan psiksosial. Sebenarnya perawat juga perlu memahami kebutuhan psiksosial klien, karena selama ini lebih perawat lebih banyak berfokus hanya kepada kebutuhan biofisik klien. Meskipun demikian dalam teori Watson juga terdapat pengkajian kebutuhan biofisik dan penyelesaian masalah dalam hal pemuasan kebutuhan semua aspek termasuk biofisik. Namun untuk lebih saling menguatkan, salah satu cara untuk menutupi kelemahan teori Watson ini dalam penerapan teori ini di dalam praktik adalah dengan mengkombinasikan atau memodifikasi teori ini dengan konsep atau teori lain yang lebih menekankan pada kebutuhan biofisik dan kebutuhan lain sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi.
Evaluasi Apakah hubungan saling percaya telah tercapai? Apakah Ny. S telah menunjukkan tanda-tanda normal dalam area yang dikaji, biofisik, psikofisik, psikososial, intrapersonal?
Apakah Ny. S telah belajar usaha untuk dapat menjalani hidup dengan sukses? Kriteria evaluasi, jalan nafas paten, sekret dikeluarkan tanpa bantuan, menunjukkan perilaku mempertahankan jalan nafas yang bersih, berpartisipasi dalam perawatan sesuai kemampuan, mengidentifikasi komplikasi dan melakukan tindakan yang tepat.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, salah satu kelemahan teori Watson menurut George (1995) adalah lebih menekankan pada kebutuhan psiksosial. Sebenarnya perawat juga perlu memahami kebutuhan psiksosial klien, karena selama ini lebih perawat lebih banyak berfokus hanya kepada kebutuhan biofisik klien. Meskipun demikian dalam teori Watson juga terdapat pengkajian kebutuhan biofisik dan penyelesaian masalah dalam hal pemuasan kebutuhan semua aspek termasuk biofisik. Namun untuk lebih saling menguatkan, salah satu cara untuk menutupi kelemahan teori Watson ini dalam penerapan teori ini di dalam praktik adalah dengan mengkombinasikan atau memodifikasi teori ini dengan konsep atau teori lain yang lebih menekankan pada kebutuhan biofisik dan kebutuhan lain sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi.
BAB III
PENUTUP
3.
A. KESIMPULAN
3.1. Filosofi Keperawatan
Menurut kami adalah
pedoman dan pegangan dalam sikap dan tingkahlaku dalam melaksanakan praktek
keperawatan terhadap klien dalam rentang sehat-sakit. Dengan konsep yang
mendasari keperawatan diantaranya: manusia, kesehatan, lingkungan, dan
keperawatan.
3.2. Komponen
keperawatan
Menurut kami
keperawatan meliputi beberapa komponen diantaranya: manusia, kesehatan,
lingkungan, keperawatan. Yang berhubungan erat dalam melaksanakan praktek
keperawatan sebagai pedoman dan pegangan yang menjiwai dalam tiap-tiap tindakan
dan perbuatan seorang perawat.
3.3. Orang
dan Manusia
Menurut kami orang dan
manusia dalam bahasa itu beda dalam penggunaanya. Manusia makhluk yang berakal
budi sedangkan orang adalah kata untuk menggolongkan manusia, misalnya: tiga
orang mahasiswa, lima orang pejabat, dll. Jadi intinya sama-sama makhluk yang
berakal budi.
3.4. Dasar teori Watson
Menurut kami dasar teori tentang Watson
sangat penting untuk dipahami di teori keperawatan dalam asuhan keperawatan.
3.5. Penerapan teori Jean Watson
Menurut kami
penerapan teoti Jean Watson sangat mendukung untuk keperawatan sendiri yang
meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
3. B. SARAN
Setiap perawat harus
memahami akan filosofi keperawatan sebagai pedoman dalam bertindak dan
berperilaku dalam praktek keperawatan. Dan mengetahui akan aspek-aspek
keperawatan diantaranya: manusia, kesehatan, lingkungan, keperawatan.
Terimakasih, sangat membantu saya
BalasHapus